Bila Anda mengunjungi kota Kediri, sebaiknya jangan lewatkan dan sia-siakan kesempatan Anda untuk menyicipi tahu yang satu ini. Meski tahu bukanlah makanan yang berasal dari Indonesia, tetapi kita tahu bahwa panganan tahu sangat populer di Indonesia, karena baik masyarakat kalangan bawah maupun masyarakat kalangan atas, semuanya pasti pernah menyicipi tahu. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis tahu yang ada di Indonesia, seperti tahu sumedang, tahu cina, tahu plempung, tahu pong, dan tahu-tahu lainnya. Semua itu bergantung pada cara pembuatan, campuran bahan, dan bentuk tahu itu sendiri. Di Kediri sendiri, ada salah satu jenis tahu yang khas, sering dikenal dengan nama tahu kuning atau tahu takwa. Kata takwa juga berarti tahu, sebuah makanan berprotein tinggi dari Cina yang dibuat dari kedelai. Konon, kata ‘tahu’ berasal dari bahasa Cina: tao-hu, teu-hu, atau tokwa. Tao atau teu berarti kacang (kedelai). Hu dan kwa berarti lumat.
Sejarah Sang Legenda
Tahu takwa mulai diproduksi pertama kali di Kediri oleh Lauw Soen Hoek (yang dikenal oleh kalangan luas sebagai Mbah Kacung) pada 1912, Lie Ga Moy pada 1948, dan Kaou Loung. Ketiganya adalah etnis Tiongkok yang bermigrasi ke Kediri pada 1900-an. Produksi tahu di Kediri ini dapat berjalan lancar sampai sekarang karena didapati kesamaan karakteristik air di wilayah Kediri dan wilayah Tiongkok. Peran air dalam proses pembuatan tahu sangatlah penting mengingat kadar air sangat menentukan hasil akhirnya.
Pada awalnya, tahu kuning atau tahu takwa dibuat dengan menggunakan peralatan yang sederhana, seperti kayu dan batu dan dikerjakan dengan tenaga manusia. Pembakarannya menggunakan kayu dan digiling secara manual sehingga bubur kedelai tidak lumat terlalu halus. Sementara itu, saat ini sudah banyak industri tahu kuning atau tahu takwa di Kediri yang sudah memproduksi dengan menggunakan peralatan dan kemasan modern berbahan pengawet agar tahu dapat dikirim ke luar Kediri. Akan tetapi, tidak demikian bagi industri tahu kuning atau tahu takwa Mbah Kacung, karena pembuatan tahu kuning atau tahu takwa secara tradisional masih dipertahankan betul, semua peralatannya masih serba sederhana dan manual. Hal ini yang membuat tahu takwa Mbah Kacung sangat terkenal hingga sekarang, meski diketahui bahwa tahu takwa Mbah Kacung itu tidak membuka cabang atau menitipkan tahunya ke agen manapun. Tokonya pun masih dapat dikunjungi di Jalan Trunojoyo, pecinan, kota lama Kediri. Pada saat ini, usaha Mbah Kacung diteruskan oleh cucunya, Herman Budiono.
Lokasi
Comentarios